Senin, 30 Desember 2013

judul

Assalamualaikum
Salam dari seorang wanita yang berharap hidupnya bisa lebih baik di hari esok


Katanya hidup ini mesti seimbang
Tak ada bahagia tanpa duka
Tak ada duka tanpa senyuman
Pelangi itu indah
Tapi tak bisa selalu ada
Semua butuh kesabaran
Dan kesadaran akan adanya sinkronisasi

Oke. Gua nggak ngerti gua ngomong apa.

Satu semester berlalu. Kuliah sudah memasuki akhir semester awal. Di Universitas Indonesia, saya belajar banyak hal. Tentang pergaulan, tentang pelajaran, tentang seni, dan lain sebagainya. Termasuk di dalamnya tentang pilihan.
Jika benar hidup adalah pilihan, mengapa kita tetap tidak bisa memilih seenak hati? Hidup bukan sekedar pilihan, karena hidup memilki aturannya sendiri. Terkadang, hidup tidak bisa menjadi pilihan, yang ada kita mesti memilih hal apa yang semestinya dipilih.
Berbicara tentang pilihan. Memilih pada dasarnya mudah, tapi semakin dasar dan mendalam, rasanya tidak semudah itu juga. Saya memilih masuk Sastra Indonesia karena di awal berpikir hanya di Sastra Indonesia saya bisa beradaptasi lebih mudah dengan pelajaran yang ada. Hingga saat ini, saya belum bisa menyimpulkan apa-apa. Hanya memang saya bersyukur atas kebijakan Tuhan yang telah memberi saya kesempatan menjadi bagian dari mereka.
Tapi, berkumpul bersama teman SMA membuat saya kembali berpikir ini itu. Teman saya banyak sekali yang kuliah kedokteran, arsitek, teknik, dan segala macam. Mereka terlihat jelas dengan masa depan mereka. Sementara saya, saya hanya bisa berpikir begini saja, bahwa tak perlu memikirkan saya akan menjadi apa kelak, yang penting saya mencari ilmu dahulu sebanyak-banyaknya.
Walaupun, tidak selamanya seperti itu. Saya tetap menaruh mimpi dalam ingatan. Entahlah. Saya mungkin hanya takut. Lagi-lagi menjadi penakut. Di setiap saya ingat teman-teman saya akan menjadi dokter, insinyur, sukses dengan impian mereka masing-masing. Saya malah merasa takut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar